Hari ini saya sempatkan makan siang di warung ma'e, setelah sekian lamanya saya tidak berkunjung kesana, awal kedatangan saya langsung disambut tawa suka ma'e dari seberang jalan. Setelah dekat ia langsung ngomong "sekarang adikmu udah keterima di UGM le" reflek saya pun bertanya siapa. Oh ternyata yang dimaksud ma'e adalah Risma, cucu perempuannya yang kini sudah mulai memasuki bangku kuliah..
Waktu saya di warung ma'e kemudian banyak diwarnai dengan cerita bahagia ma'e yang sangat antusias menceritakan kesuksesan cucunya menembus UGM.. universitas bagus yang memang tak sembarang orang bisa masuk kuliah disana. Acara santap siang sayapun lantas ditemani dengan cerita-cerita epic seorang murid dalam memperjuangkan pendidikan bagi dirinya sendiri, sekaligus berusaha merubah tatanan sosial dalam keluarganya. Pikiran saya sontak pecah ke dalam dua hal. Yang pertama adalah ikut merasa senang dengan kejadian ini yang kedua dengan hal ini sekaligus saya merasa malu pada diri saya sendiri.
Memang tidak adil untuk membandingkan kesuksesan orang lain dengan diri sendiri, namun setidaknya hal ini masih membuktikan bahwa seseorang apapun apabila dalam keaadaan terjepit dan serba sulit akan dengan mudah melakukan hal-hal luar biasa yang bagi orang "berkecukupan" terasa sangat berat untuk dilakukan.
Saya memilih diam dan mendengarkan ma'e menceritakan kegembiraanya dari awal sampai akhir, diam saya bukan menghujat, diam saya jelas bukan merasa iri. Diam saya kali ini disertai pikiran.. nampaknya jalan terang buat ma'e dan keluarganya sedang menunggu di ujung sana.. tidak lama lagi.. minimal lima tahun kedepan.. ma'e sudah tidak perlu berjualan melalui warteg sederhananya ini, karena keluarga ma'e memiliki seorang hero, dalam diri seorang Risma.
------------------> Ma'e
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Salurkan Cemoohan Anda