Rabu, 31 Juli 2013

Bad Religion - Music In My Ears



Band para priyayi casual yang terkenal dengan lambang crossbuster ini saya kenal belumlah cukup lama.. Dan saya tidak menyesal sebab dengan itu saya bisa mendengarkan banyak sekali lagu lawas mereka tanpa harus nungguin keluaran album baru. Saya yakin semua tahulah ciri khas band punk ini adalah liriknya yang intelektual dalam membahas seputar sosial dan politik, dan pasti juga tahu kalau album kedua mereka aneh bin ajaib. Dan mungkin bukan hanya saya di dunia ini yang berkenalan dengan band ini karena (lewat) lagu Sorrow.. Ah.. sudahlah ini sepuluh lagu favorit saya dari mereka..

Los Angeles Is Burning, Wrong Way Kids, Generator, 21st Century Digital Boy,  Cease, American Jesus, Struck a Nerve, Infected, Punk Rock Song, Sorrow


Senin, 29 Juli 2013

Buka Bersama, Yuuck..


Setelah shalat tarawih malam minggu kemarin saya langsung tidur pules, mungkin akibat kelelahan bersepeda pada sore harinya, biasanya sih bangun pas menjelang sahur, tapi kali ini jam setengah sebelas sudah "nglilir". Eh tepat di bawah jam di Hape ternyata ada notifikasi SMS dari teman yang setelah dilihat ternyata ngajakin buber alias buka bersama..
 
Buka bersama, sebuah acara yang masih saja menjadi tren di bulan ramadhan nampaknya... Ah entah kenapa saya ndak begitu sreg dengan acara beginian, terlalu "happening" banget dan agak alay menurut saya. Selama rutin sepedaan di sore hari pada bulan ramadhan saya sering melihat peserta buber ini sudah memadati warung atau rumah makan pinggir jalan, dari jam 4 atau 5 loh cewek cowok campur bawur pada kumpul berdandan necis, sambil ngobrol ngalor ngidul duduk manis, juga bercanda ketawa ketiwi yang mungkin garing abies.

Entahlah.. menurut saya ada yang salah dengan kegiatan ini, ada sesuatu yang sepertinya tidak terletak pada tempatnya, something odd.. Seperti kalimat yang sering dikatakan bahwa puasa membuat kita belajar menahan lapar dan haus seharian layaknya orang tak punya, tapi sekalinya udah boleh makan dan minum la kok malah berpesta berbuka di sebuah rumah makan. Aneh kan.. odd isn't it?

Buka bersama.. sebenernya itu apa.. menurut saya itu kedok untuk bertemu teman lama, reuni-reuni kecil yang memanfaatkan bulan puasa, saya tak paham apa maknanya, silaturahmi kali ya... tapi ah masak iya.. buka bersama pulang jam berapa.. pada maghriban dimana.. udah pada ijin orang tua...di warung makan itu pasti menunya mahal-mahal harganya.. kalau yang disana saya ndak suka makanannya .. ah ribet saya ndak ikut saya tetep nyepeda aja, buka puasa dirumah sama keluarga seperti biasa, sungguh biasa namun pasti lebih terasa istimewa.



Sabtu, 20 Juli 2013

Originality.. What's that?



Harga barang yang mahal yang ditemui di penjual-penjual bertemakan "original shop" memang jamak terjadi, hal ini bisa terjadi dikarenakan banyak hal, diantaranya biaya membuat desain dan royalti pada artis yang bersangkutan.

Hari ini saya muter-muter nyari topi atau trucker cap di dua buah "shop" dan keduanya dibanderol IDR 75. 000, malah ada yang 95 sampai 110.. Harga segitu mahal memang, tapi worth it juga karena ada nilai limited edition disitu, tapi disitulah juga masalah terlecut, kata limited edition seolah menjadi alasan dimana variasi topi yang tersedia menjadi sedikit.

Ah.. akhirnya alih-alih membeli disitu saya malah kabur ke tempat penjual kaki lima, dan terbelilah sebuah topi berharga jauh dibawah harga original shop Rp. 20.000,- (bisa murah lagi kalau jago nawar).

Ada banyak desain topi yang bertuliskan nama band atau produk tertentu, saya tak mau ambil resiko bila dikatakan beli versi bajakan, ilegal dan lain-lain maka dari itu topi yang saya beli bermotif hitam polos saja.

Bahannya ndak kalah bagus dibanding dengan original shop, dan yang kaya gini termasuk menghidupkan ekonomi rakyat kecil ndak ya... kalau iya, ya itu bisa berarti nilai plus.





Kamis, 18 Juli 2013

Sandal Kesehatan


Kaki kanan saya setelah bangun tidur tiba-tiba terasa sakit sekali untuk berjalan, setelah dilihat dalam-dalam dan dirasakan baik-baik ternyata bagian jari kaki di sebelah jempol saya membengkak. Untuk berdiri saja sakiitt bukan main apalagi untuk jalan walau dekat cuma lima langkah dari rumah.. tak perlu kirim surat, sms juga ndak usah (?)

Sontak Ibu saya yang mengetahui nasib malang yang menimpa anaknya pun marah-marah tak karuan, segala tuduhan digeber pada saya, yang kelebihan berat badan lah, ndak pernah gerak lah, kerjaan cuma makan-tidur lah dan.... lain-lain. (tipikal ibu-ibu lah, kalau "mencari alasan" atas satu perkara bisa ngalahin band malaysia Exist)

Malam itu dengan kaki pincang sebelah akhirnya saya diantar Ayah ke dokter umum, (sumpah padahal saya pengennya dipanggilin tukang urut aja, biar bisa diurut sambil tiduran nyantai nonton tipi dan makan kacang dirumah) alhasil sampai disana si dokter nomor wahid sekampung itu cuma mengecek tensi dan doi (entah orang yang keberapa) bilang badan saya ini kegemukkan dan sudah saatnya dikalibrasi. Tentang kaki saya? Yah dia cuma menyentuhnya sebentar dan kembali lagi berkotbah seputar bahayanya memiliki tubuh lemu ginak-ginuk ala SBY (no offense Pak!)

Usai bersafari dari dokter Safari (yes it's his famous name), di sepanjang perjalanan pulang ayah saya yang seakan mendapat backup data yang valid dari dokter kembali menceramahi saya tentang potensi terkena penyakit dari mulai pernapasan, jantung, sakit gula, diabetes, kolesterol, dan asam urat apabila badan saya ini tetap overweight. Ah kalau saya perempuan mungkin daftar penyakit yang beliau sebutkan akan ditambahi sekalian hipertensi dan gangguan kehamilan dan janin.

Dan yang pasti ujung-ujungnya beliau dengan khidmat menyuruh saya olahraga "Kamu.. nih yah..musti olahraga.. di rumah kan ada sepeda.. 2 jam sehari nonstop, 7 hari dalam seminggu pagi dan sore.. dalam dua bulan tubuhmu pasti langsiiing.." matiiihh.

Aw.. sepedaan itu... Awalnya berat memang, tapi lama-lama titah tersebut malah saya jadikan sebagai agenda rutin keluyuran naik sepeda ke berbagai penjuru kota dan menghidupkan pariwisata lokal saya, termasuk untuk ngabuburit di bulan puasa ini.

Oh iya.. beberapa hari setelah bengkak sembuh, usut punya usut, sandal merk B*t* yang saya pakai adalah biang keladi bengkaknya kaki, hal tersebut saya ketahui saat saya jongkok dan merasa ada tekanan kasar yang dihasilkan bagian dalam sandal tepat pada bagian yang bengkak tempo hari, ah saya pun langsung ingat sehari sebelum kaki membengkak saya memang banyak jongkok untuk memilah-milih buku di bazaar, tekanan sandal itulah yang membuat otot kaki terluka dan membengkak (memar).


Sandal tersebut, memang kadang tidak nyaman bagian dalamnya, pertama membuat kaki lecet, dan kedua membuat kaki bengkak.. Namun blessing in disguise seperti cerita diatas, bengkak pada kaki saya hanya berlangsung sekitar 3 hari saja kok dan efek positif dari itu ternyata saya diingatkan Tuhan melalui ayah-ibu dan dokter untuk rajin berolahraga, terutama bersepeda.



Tulisan ini diikutsertakan dalam momtraveler’s first Giveaway “Blessing in Disguise”



Rabu, 17 Juli 2013

What Happens on The Road, Stays on The Road - Balapan Ala Tukang Becak

 Dulu sewaktu saya pernah mengikuti pelatihan sepakbola, pelatih kami pernah berkata kalo dilapangan kami wajib meminta bola yang dipegang teman untuk dioper ke kami, sambil mencari ruang yang kosong tentunya, intinya ketika bermain di lapangan jangan hanya diam, badan harus bergerak dan mulut musti ngoceh.

Hal tersebut tampaknya berlaku buat para pengayuh becak disini, meski sering kita jumpai transportasi beroda tiga ini hanya mangkal bahkan sang pengemudi enak-enak tiduran menunggu penumpang, namun hal itu tidak berlaku di wilayah dekat perempatan lampu merah di satu sudut kota Solo. Disini tingkah laku para pengayuh becak menjadi lebih menarik untuk disimak, karena mereka pantang hanya menunggu tapi merekalah yang inisiatif mencari dan menjemput penumpang.

Metodenya adalah mereka berkumpul berderet-deret dan menunggu salah satu bus besar datang, ketika bus telah dekat berhamburanlah mereka masuk ke dalam dan berteriak menawarkan jasa transportasi becaknya, siapa cepat dia dapat menjadi aturan mainnya. Tak heran suasana akan menjadi sangat gaduh saat itu, tak terbayang bagi penumpang didalam bus mungkin kehadiran pebecak yang mendadak ini hampir seperti penggerebekan oleh agen khusus dari kepolisian.

Biasanya dari satu "penggerebekan" yang dilakukan sepuluhan pebecak, hanya satu atau dua yang kembali dengan menenteng barang bawaan calon penumpang, lainnya harus rela gigit jari dan menunggu bus berikutnya cepat datang.


Yah.. pada akhirnya tak semua dapat memang, tak semua bangku-bangku becak bakal terisi, hanya mereka yang gesit dan beruntung yang mendapat tambahan rejeki, seperti celoteh salah seorang dari mereka "Siji ngkas keno nggo tuku rokok" alias "Satu (penumpang) lagi bisa buat beli rokok"

Balapan ala tukang becak, memang bukan adu kecepatan dalam mengayuh, tapi dari seberapa lihai penumpang dapat terengkuh, semoga rejeki dari atas selalu mengalir kepada mereka.


Selasa, 02 Juli 2013

duapuluhlima ribu


Kupacu motor menembus malam bersama ayahku, lelaki 60 tahun pembawa truk besar, penjemput barang dari ibukota untuk didistribusi ke kota lain.

Malam itu aku mengantarkannya.
Di pangkalan ia menyodorkan Rp. 25.000,-

"Buat jajan." katanya padaku.

Tak sepatah kata ku ucap, tidak terimakasih pun selamat jalan.
Namun aku menangis sepanjang perjalanan pulang.

Ayah aku mencintaimu.
Dan duapuluhlima ribu darimu masih tersimpan rapi di almariku.



Link