Selasa, 29 Mei 2012

Lupakan Privasi, Mari Menjadi Selebriti!


Pernah suatu ketika saya merasa bosan dan jengkel dengan media televisi yang menyajikan berita
tingkah polah kehidupan artis. "penting ya..." umpat saya seakan yang bersangkutan mendengarkan.

Sepintas aneh memang menyaksikan kehidupan privasi atau juga hal remeh temeh seseorang
diumbar ke publik... meski berlabel selebriti (maaf saya antipati menyebut mereka artis) sekalipun,
sepertinya tetap saja lucu, apalagi televisi seakan menyama-ratakan pemirsa bahwa hal yang ditayangkannya akan mudah diterima semua orang.

Aneh.. menjengkelkan... memuakkan...

Tapi hei lihatlah sekitar kata saya pada diri sendiri kemudian, bukankah sekarang privasi adalah konsumsi, coba deh lihat lagi, direwind-rewind gitu... ketemu? ha? ketemu?

Sebentar... ehm... oh iya... begini..

Kemarin di facebook seorang bapak sengaja bercakap-cakap dengan anaknya yang kebetulan tengah
berada di luar negeri.. entah karena biaya telpon atau sms apalagi berkirim surat (hari gini masih ada?) mahal.. mereka berdua memutuskan bercuap-cuap lewat wall fb.. "bagaimana kabar" tanya sang bapak "baik yah" sang anak menjawab"kapan pulang" lanjut bapak "besok yah hari kamis insya allah sudah sampai rumah" kata si anak.. iya kejadian itu benar adanya dan saya dengan bebas membaca. Menggelikannya secara nyata saya sama sekali tidak kenal mereka berdua.

Di lain situs masih di dunia maya, seorang pesepakbola dari klub yang tak terlalu terkemuka kemarin juga sempat mengeluh terkait masalah-masalah yang dihadapinya selama kompetisi, mulai dari bosan berada di mess gaji nunggak, wasit sialan dan lain-lain ia tumpah ruahkan di akun twitternya, dan lagi-lagi saya pun bebas menyimaknya..

Itu baru dua contoh, di luar sana banyak para remaja mengumbar privasi bukan hanya kata-kata tapi juga gambar-gambar dirinya..dan saya bebas memandanginya..hush! yang saya maksut privasi tak harus menjurus hal yang tabu... tapi hal yang sejatinya tak perlu diumbar ke orang-lain..

Sama seperti selebriti..hal-hal sehari-hari pakai diceritakan padahal tidak semua orang kenal dengannya.. kalaupun kenal tidak semuanya mau tahu apa yang dikatakannya.. tapi toh penyebaran informasi diri itu tetap terus berlangsung.. dan saya faint faint eh baik-baik saja..

Nampaknya manusia sekarang telah digiring untuk menjadi selebriti, melalui media-media sosial yang menjamur itulah para manusia kerap memberitakan dirinya, serasa punya channel sendiri..
termasuk saya yang dengan bebas menuangkan sketsa demi sketsa kehidupan saya disini dan atau di akun jejaring sosial saya. lucunya ketika proses pengumbaran itu berlangsung saya justru sering mengabaikan pertanyaan.. emang saya ini siapa? penting gitu? persis seperti umpatan saya kepada media yang memberitakan tingkah polah selebriti..

Di jaman sekarang ini, privasi sudah seperti zombie, satu gigitan mudah menjalar kepada orang lain.
Siapa hayoo yang sampai saat ini belum pernah mengumbar privasi, seremeh apapun itu.. minimal kalo kalian membaca tulisan ini pasti sudah pernah lah.. iya kan....

Akhrinya mau benci atau seanti apapun, fenomena ini sudah terlanjur berkembang, ibarat baju udah basah terciprat air, la ayo nyemplung sekalian.. maen-maen sepuasnya.. asal jangan kebablasan sampai masuk angin.

Lupakan privasi, mari menjadi zombie selebriti!


note: entah kenapa saya masih sering kesal menyaksikan televisi dipenuhi berita "nggak penting" para selebriti

Jumat, 25 Mei 2012

A Moment In Time #1





  

Pagi-pagi sepedaan keliling Solo, menjemput kabut di bandara Adi Sumarmo, pas pulangnya istirahat ngejogrok di deket pintu stadion Manahan ngeliat Persis Solo latian dari luar. 6/4/12

Selasa, 22 Mei 2012

Inspirasi Sabar Gorky


You may say I am a dreamer.. but I'm not the only one.. I hope someday you'll join us.. and the world will live as one..

bait-bait lagu Imagine karya John Lennon yang diputar melalui speaker siang itu cukup membuat saya merasa adem di tengah sengatan panas terik matahari kota Solo. Hari itu saya sedang berada di Taman Budaya Surakarta menyaksikan pameran foto-foto pendakian gunung kilimanjaro di Tanzania dan Elbrus Rusia oleh putera Solo yang keren banget bernama Sabar Gorky.. siang itu pas keliling pameran saya liat beliau tengah sibuk menyiapkan segala alat-alat untuk acaranya nanti malam. Di tengah keliling pameran sempat saya bertanya tentang jam mulai-nya tapi sayang pas saya selesai dan keluar ruangan mas Sabar sedang pergi entah kemana padahal saya mau sekedar menyampaikan rasa kekaguman saya dan menjabat tangan beliau..
Foto-fotonya keren banget dan ada yang lucu juga, berikut diantaranya yang saya potret lewat kamera hape saya..


Foto-foto kenangan pendakian terpajang di dinding



emas di asia championship



Terjun ke laut dari jembatan cinta bersama Andi Mallarangeng

Tidak ada penjelasannya, mungkin on the way to Kilimanjaro.



Alat-alat dan baju pendakian



Ps: saya yang cupu dan kuper ini tahu mas Sabar pendaki gunung tunadaksa yang luar biasa baru tadi siang itu.. mas Sabar terimakasih atas inspirasinya!

Rabu, 16 Mei 2012

Langkah Kaki Sang Legenda


Balaikota, 9 Februari 2012
          Tangan saya lumayan dingin, dan sedikit kaku, saya duduk tertegun di sebuah kursi, disana tak lebih dari 10 meter di depan saya berdiri sesosok laki-laki bertubuh tinggi dan kekar, bersandar di bagian depan bus, ia bersama beberapa orang terlihat tengah menunggu rekan-rekannya yang masih berada di dalam ruangan balaikota sembari sesekali menghisap batang filter yang terselip di antara jari-jarinya. Saya semakin membeku terhimpit dalam situasi yang terhubung dengan waktu, timing, kesempatan, keberanian, percaya diri, urgensi... satu, dua, tiga, empat, lima detik berlalu dan.......

********************************************************
Minggu, 4 September 2011
          Suasana stadion Gelora Bung Karno meski tidak penuh namun begitu hiruk pikuk, diseberang lapangan tampak kemeriahan warna merah berpadu hitam Milanisti Indonesia bermain flare dan bernyanyi chant-chant khas klub besar dari negeri pizza, AC Milan. Di malam yang jatuh beberapa hari setelah hari raya lebaran itu saya di rumah tengah santai di sebuah kursi menikmati acara sepakbola di televisi yang mempertemukan dua klub beranggotakan legenda dari masing-masing team yaitu AC Milan Glorie dan Indonesia Allstar Legend tersebut.
          Malam itu awalnya mata saya hanya tertarik kepada satu sosok, pemain Indonesia nyentrik, dengan rambut berwarna, dan selalu tanpa decker alias pelindung kaki dari benturan. Sosok yang selalu membawa ingatan saya kembali ke masa kecil saya ketika melihatnya membela tim dari kota kami. Ia adalah idola bagi seluruh fans, tak terkecuali saya yang waktu itu baru beranjak dari usia belasan pun ikut tersihir olehnya. Kami semua tahu ia seorang bintang, satu dari segelintir pesepakbola tanah air yang sukses berkiprah di negeri orang, dan kala itu ia kembali ke Indonesia untuk memperkuat tim kami. Hebat!
         Maka dengan antusias malam itu saya menantikan aksi-nya melalui layar kaca dengan rasa penasaran karena entah sudah berapa lama saya absen menyaksikan aksinya dan berharap ia mampu tampilkan suguhan skill yang masih luar biasa. Namun sayang malam itu ia tak tampil prima, hampir pasti diselimuti rasa kecewa dan ogah menonton sisa babak kedua, saya mulai berpikir untuk mengganti acara saja sampai akhirnya munculah satu sosok yang cukup menggelikan eh maksud saya berbeda dari yang lainnya, saat terjadi pergantian kiper dari timnas legenda Indonesia. Sosok yang sebenarnya saya sudah tahu sebelumnya cuma tak pernah hiraukan saja itu justru malam itu tampil menggila, saya terpana sembari makan kacang gar*da dan beberapa snack sisa hari raya, bayangkan dari beberapa serangan lawan hanya satu gol menembus jala gawangnya, plus satu aksi penyelamatan terbang yang membikin seluruh pemirsa tertawa eh maksud saya ternganga tanda terkesima.. kok bisa.. keajaiban apa yang tengah terjadi disana.. ya Tuhan apakah ia benar-benar terbang atau hanya efek trik kamera belaka.. wihwihwih sosok yang satu ini keren juga.. dan tanpa saya sadar dan duga-duga ternyata ia sudah nangkring direkrut tim kota saya sejak beberapa bulan lalu tepatnya.. ahahaha... tinggal tunggu kesempatan untuk jumpa dengannya.. legenda timnas Indonesia.

****************************************************************

Balaikota, jam 21 lewat..
          Langkah kaki saya bergetar, setelah bermusyawarah ala devil and angel akhirnya saya putuskan untuk menghampirinya. Dengan menenteng sebuah buku dan spidol saya-pun menembus kerumunan.

"Bang boleh minta tanda tangannya bang?" tanya saya pura-pura pede.

Buku dan spidolpun beralih tangan..

"Wah, dilukis ya?" katanya singkat dan agak terheran melihat ada portrait dirinya yang terpampang ala kadarnya di buku saya tersebut.

"Yang besar ya bang, kasih nama sekalian" kata saya sambil menunjukkan dimana dia harus membubuhkan autograph-nya.

set..set..set.. selesai..
"Bagus juga ya.." katanya sambil menyerahkan kembali buku dan spidol kepada saya.

Saya tersenyum dan berusaha menyalaminya, hampir tangan saya tersulut rokok yang dipegangnya..

*******************************************************
Persik - Tur Magelang - PSS - PSIR - Persipasi - PSCS - Tur Semarang - PSS - PPSM - Tur Sleman - Persepar - PPS...... Emosi saya mendadak seperti rollercoaster yang meluncur bebas di jalanan Slamet Riyadi, beberapa detik lalu, saya masih ngetweet beberapa kata penyemangat untuk skuad Persis Solo yang akan berlaga sore nanti di piala Indonesia, dengan harapan mendalam akan keutuhan tim dapat terjaga di tengah badai cobaan, namun selang beberapa detik kemudian jauh dari harapan ternyata kenyataan malah berbalik seratusdelapanpuluh derajat tatkala membaca berita kepergian dua punggawa tim, dan salah satunya ternyata menimpa sosok yang selalu saya khawatirkan kepergiannya..
********************************************************

Di dalam klub sepakbola tidak ada yang abadi, ofisial, pemain bahkan fans pun bisa memutuskan kapan mereka terus mengabdi dan kapan mereka jenuh, resah, lelah, kecewa dan pergi, dengan alasan yang tentu sangat beragam variasi, bukan karena semata tidak loyal tak juga karena mereka tega ingkar janji. Sebagian dari mereka akan datang kembali, selebihnya berlalu menemukan jalan sendiri-sendiri.

Bagi saya keberadaan sang legenda disini sangat memberi arti, dan bagi klub kami berhasil mendatangkannya seakan memberi bukti sinyal kebangkitan tim yang beberapa tahun ini selalu betah bersimpuh di beranda degradasi. Sayang kecerobohan pengurus klublah yang kemudian membuatnya menepi, berlarut dan akhirnya hilang di seperempat ujung kompetisi.

Lalu kemana kiranya langkah kaki sang legenda selanjutnya..
Setelah ia memutuskan untuk tak lagi ada, suara sorak-sorai riuh-rendah di stadion kami masih akan terus bergema di setiap laga, sampai nanti saatnya.. mungkin saja, saat kami ditakdirkan untuk kembali berjumpa. Entah saat ia kembali sebagai "keluarga" yang patut dibela atau kembali sebagai lawan yang harus dicerca.


Hemm.. tentu ada yang berbeda tapi hati saya masih tetap sama --> Forza Persis Viva La Sambernyawa..

Solo, 15 Mei 2012

- Niko Andreyan -

Jumat, 11 Mei 2012

A Little Note From Our Long Journey


"Abang mundur dari Persis, karena kita tidak dihargai sebagai insan bola"

Mata saya sedikit berkaca, dada saya yang semenit lalu masih membuncah mulai terasa sesak,
masih dengan tangan gemetar sedikit tersendat keypad HP saya geser ke atas..

"Saya pemain yang punya prinsip mas. Mohon maaf yang sebesar-besarnya. Terutama pada Pasoepati"

Tak terasa titik air kemudian muncul di antara sela mata saya sesaat setelah membaca kabar pengunduran diri Om Hermansyah dan Mas Shandy di timeline @Pasoepati tersebut. saya terpaku, tersedu, sendu, dan nyaris tak percaya harus sudah kehilangan dua pahlawan kami itu saat kompetisi masih berjalan.

Ya Tuhan, Akhirnya yang kami khawatirkan terjadi juga, namun tanpa kami duga hal itu datang sedikit lebih cepat dan kurang tepat saat dari kami semua disini masih berusaha perjuangkan untuk yang terbaik bagi tim berikut awak di dalamnya.

Persis kami kembali menoreh luka,
kami bertanya, kami berteriak kenapa,
kami terus mencari jawab akan apa yang telah kami terima

Ada sebuah ketidakadilan dan pengingkaran dari sebuah janji..
Yang kemudian merenggut setiap tawa dan mimpi-mimpi indah kami..
Kami tersakiti.. dibuat patah hati.. tapi kami juga mengerti.. bahwa inilah yang harus terjadi..

Kawan.. Pasoepati...

ketika awan mendung kelabu telah menggantung di ujung langit,
kita boleh berharap agar tak sampai turun hujan.. namun bila kenyataan tetap berkata demikian,
kitapun sejatinya masih bisa berharap akan ada sebuah pelangi yang melengkung indah setelahnya.

Ya, kita memang harus terus berharap dan menjaga harapan itu terus tetap menyala kawan..
karena harapan itulah yang menjadi perisai untuk loyalitas, cinta dan kebanggaan
kita Pasoepati kepada klub kita Persis solo agar tidak mudah pudar dan terkoyak.

Kita harus menjaganya sebagai pengawal langkah-langkah kita dimasa-masa sulit seperti ini.
semestinya kita harus tetap berdiri, meski kita harus dipaksa jatuh-bangun-jatuh-bangun dan tertatih, mari terus mencoba berjalan, bergandengan tangan dan bila perlu saling berangkulan.. saling menguatkan.. berjalan berdampingan dan tak biarkan satu orangpun tertinggal.. melangkah.. bersama.. menuju satu titik.. dimana setiap keluh, kesah, keringat, air mata dan semua pengorbanan menjadi sesuatu yang berarti... sebuah titik terang bernama kejayaan. Ya. Kawan kuyakin kita pasti sampai disana!




Farewell to you our fallen heroes,

tak ada pengabdian yang sia-sia, nama kalian akan tetap terukir di sepanjang dinding perjalanan sejarah klub kami..


....and the journey must go on...

-niko andreyan-

Kamis, 03 Mei 2012

#pressthelegendbutton

"Persis Solo ayo Persis Solo... Persis Solo ayo berusaha.. sampai kapan kami menunggu kawan.. lihat kamu raih poin tiga.."

Sore itu tepat didepan pintu utama stadion Manahan nyanyian koor teman-teman Pasoepati terdengar mengalir sendu mengiringi kepulangan punggawa Persis usai hanya bermain imbang 0-0 melawan gresik united. Dipertandingan yang tak boleh disaksikan langsung tersebut, ribuan Pasoepati tetap datang dan bernyanyi memberikan dukungan dari luar stadion. Jika kita masih ingat sore itu adalah sore yang melelahkan ketika kita dihadapkan pada performa Persis yang tak kunjung membaik, jangankan meraih kemenangan, mencetak gol saja susah, iya kita maklum karena memang nyaris tak ada pemain bintang di tim kita kala itu, dan di akhir musim kita harus rela melihat tim kebanggaan kita terendam di peringkat akhir. Tapi satu yang paling diingat, dukungan kita tak pernah berhenti bahkan sampai di akhir laga..... tandang.

Musim-musim berlalu Persis mulai benahi diri, digandeng merger dengan solo fc tim ini mulai menyusun tim yang padu untuk  mengarungi musim baru, nama-nama ternama mulai direkrut berdatangan guna perkuat tim kota bengawan, dari jajaran pelatih dan pemain tim inipun terlihat mentereng, bahkan termasuk tim terbesar bila disejajarkan dengan skuad tim lawan peserta. Persis Solo menggila, dalam laga ujicoba berhasil gilas 1-0 tim level 1 LPI Persiraja, hanya kalah tipis 2-3 dari Sriwijaya pemuncak klasemen ISL sementara, tren positif kembali berlanjut di 2 awal laga, menang kandang menang tandang lambungkan asa laskar Sambernyawa, itupun masih tanpa 2 pemain asing siapa coba yang tak jumawa, dalam euforia dan optimisme dibalut harapan Pasoepati yang luar biasa Persis Solo berderap maju dengan detak dentuman langkah yang membahana.. sampai akhirnya....

Entah apa yang terjadi dengan tim Persis asal kota berseri waktu-waktu ini, dengan materi pemain bagus yang kita miliki, dengan tim pelatih yang mumpuni, dengan dukungan luar biasa dari suporter kandang tandang tiada henti, harusnya persis solo layak untuk berprestasi, harusnya kita bisa bersaing juara musim ini, tapi justru yang terjadi, persis solo dirundung masalah kembali, apalagi kalau bukan masalah bonus masalah gaji, itu lagi itu lagi bagai penyakit kambuhan yang sering datang dan pergi, sungguh ironis sungguh menyesakkan hati, saat harapan sudah dijunjung tinggi-tinggi, manajemen-konsorsium kerja setengah hati, buyarkan semua mimpi, patahkan semangat di tim ini, persis terkapar lagi, terjatuh lagi, kenapa semua harus terjadi.. saat kompetisi memasuki masa-masa dimana harusnya harmonisasi dan semangat tim tetap dijaga tinggi-tinggi..

Arrghh pantang bersedih pantang menangis, benahi masalah dan berdiri tegak Persis, ayo bangkit bersatu kembali dan optimis, peluang boleh menipis, tapi jelas kita belum, belum, sangat belum habis.




Manajemen-konsorsium atau apalah itu kami harap segera bisa kembalikan suasana seperti gambar diatas.. ayo bung kesit, bang Junaedi, Om Hermansyah.. bersama seluruh pemain persis dan Pasoepati satukan tangan dan bertekad kuat membangkitkan kembali sang legenda ke tahta aslinya... Optimis - optimis are we ready??  don't say yet don't say no let's say yes... come on #pressthelegendbutton! - niko andreyan











sumber photo: dokumentasi pribadi & sambernyawa.com