Sabtu, 25 Januari 2014

Arrrggg Galau! Bola.. Bola.. Mana Bola... !!??


Apa yang lebih asyik untuk dilakukan oleh maniak sepakbola di hari sabtu selain nonton bola tim kesayangan? tidak ada!
Baik yang jomblo atau yang sudah berpasangan seorang maniak bola tak akan lupa akan hari kebesaran yang ditunggu-tunggu tersebut..
Bahkan ada sebuah lagu dari artis luar yang beberapa baitnya berbunyi..

"And when Saturday come
I'm feel allright
Coz I know I'm gonna be there

Saturday come
And I'm feel allright
Saturday come
And I'm feel like singing

Football is life!"


Menggambarkan betapa dahsyatnya hari Sabtu buat para pecinta bola. Apalagi ketika tim yang didukung sedang bagus-bagusnya.. bweehhh.. bawaanya pengen segera nonton mulu... contohnya euforia timnas u-19.

Tapi apa yang terjadi jika pada hari Sabtu tersebut tim yang dibanggakan tidak bertanding..?
Agak kecewa.. dan rindu!

Ya rindu! bukan lebay.. tapi itulah yang dilakukan maniak bola yang sudah menyentuh level "gila".

Ada sebuah anekdot ketika kamu punya kenalan seorang pecinta bola dan di hari Sabtu dia sedang ndepipis di pojokan sambil mrengut.. itu bukan karena dia sedang galau dan rindu karena diputusin pacar, tapi klub kesayangannya nggak maen hari itu.. :D

ilustrasi: galau bola.. pict

Saya pun pernah mengalaminya, suatu hari ketika tim kesayangan diharuskan bermain di hari Minggu, hati ini serasa gundah gulana, walau cuma terpaut satu hari rindu itu terasa begitu menusuk, Sabtu Merindu malam yang sendu, mau pergi keluar juga jadi males, mau mantengin acara tv lain juga ndak asik, nonton live tim lain?? no way law yaw..!!!

Akhirnya cuma bisa galau, pengen muter jarum jam.. pengen cepet ketemu.

Kerinduan akan terjalin sedemikian rupa, sampai malam berakhir, dan penantian baru akan terjawab esok harinya.. saat mata tak berkedip dan hati berdebar-debar menyaksikan tim kesayangan berlaga.. walau cuma dari layar kaca, tapi rindu di hari Sabtu kelabu itu terbayar juga!



Artikel diikutsertakeun dalam kontes Sabtu Merindu nya Pakde Cholik.




Sabtu, 04 Januari 2014

Another Side of Tongkol #1 : Pak Nanang


Saat ini Pak Nanang mungkin tengah terduduk lunglai di kursi kecil, menghadap televisi tua yang kerap mati sendiri dalam hitungan menit, atau mungkin dia sedang duduk mengangkat kaki di bangku panjangnya dan masih terlihat bugar di jam-jam orang harusnya mengatupkan mata seperti ini, jika saya disana dia tak akan pernah sendiri, laki-laki separuh baya itu.. sungguh ada rasa iba ketika melihatnya, namun lupakan, dia adalah orang yang tegar, ya dia mungkin mengeluh tentang pekerjaannya dan terpikir untuk pensiun, namun itu hanya kamuflase atau selingan saja.

Pak Nang begitu saya kadang memanggilnya lebih banyak menyunggingkan senyum, yang tentu membuat hati orang yang melihatnya merasa "lega", Pak Nang memang suka sekali tersenyum, tak pernah juga marah-marah, kadang atau sering saya keki dibuatnya, ketika saya tinggalkan dia di masjid saat kami pulang shalat Jum'at bersama, dia bertanya sambil tersenyum, ketika kami sedang jalan-jalan dan saya tiba-tiba hilang entah kemana, pas ketemu di post dia tersenyum, pas dia ketiduran dan saya bangunkan dia hanya buka mata... lalu tersenyum, dan yang paling saya suka saat saya kembali untuk tidur di truk, lalu dia memanggilku balik ke post untuk menyaksikan siaran bola, di kejauhan dia menyambutku.. tersenyum!

Saya rasa saya menyukainya, usianya terpaut jauh denganku, namun rasa persahabatannya hangat dan mengalir seperti kami ini sebaya. Seperti teman kami saling mentraktir minuman, seperti teman kami saling bertukar pikiran, seperti teman kami saling lempar candaan, namun sebagai orang yang lebih muda sayapun selalu taruh hormat padanya, dan sebagai orang yang lebih tua Pak Nang harus sering-sering ngalah kalau saya sedang manja, kami ini teman yang kadang bisa berubah status jadi paman-keponakan.

Pak Nang bilang dia akan kembali ke kampung halaman di Pandeglang, Pak Nang bilang sebentar lagi dia akan pensiun dan pulang, taukah dia saat dia mengutarakan hal itu, ada bagian hati saya yang kecewa. Saya cuma berharap semoga saya nggak telat, saya baru sampai di tempat ini dan menemukan keasyikan yang membunuh rasa bosan karena ada dia.

Pak Nang, thanks for the kindness, ulah sieun! friends, family, forever!!!