Senin, 24 Oktober 2011

Schatzi Datang Lagi

Dia adalah sosok terindah dalam kepingan masa SMA saya, sosok yang keanggunannya masih menyala hingga sekarang, dan selalu menggelorakan kerinduan yang luar biasa ketika saya teringat namanya.

Sudah cukup lama saya lepas dari bangku SMA, selama itu pula saya hampir dipastikan tidak pernah bertemu dia lagi, Schatzi sosok ceria nan rupawan, berpisah dengannya sama dengan menghilangkan nyawa separuh kebahagiaan. Schatzi sosok termanis yang harus dipaksa hilang, terenggut dari hangatnya dekapan oleh sinisnya tembok kaum sosialis. Kini yang tersisa antara saya dan dia hanyalah rindu dan harapan, rindu untuk saling bertemu dan harapan untuk kembali bersatu.

Pagi ini saya terbangun dengan agak tersentak, suara panggilan tiba-tiba ayah saya dari lantai dua membuat saya terbangun dengan kaget dan sukses membuyarkan mimpi indah yang cukup jarang saya dapati..

Schatzi datang lagi, pagi ini dia kembali mengunjungi lewat mimpi, hari ini dia begitu ceria. Saya, dia dan beberapa teman lain tengah terlibat obrolan santai di suatu ruangan. Sebuah sketsa yang dulu memang kerap terjadi saat kami masih SMA, dan kali inipun acaranya sama namun dibalut dengan keadaan pribadi yang kekinian, seolah selepas SMA kami masih tetap saling berkumpul dan berbincang bersama. Kali ini Schatzi berada tepat disamping saya, seperti biasa kami berbincang ringan, tentang lucunya kehidupan, dan bertanya-jawab mengenai hal-hal personal, hal yang sebenarnya tidak saya suka namun entah mengapa dengan Schatzi saya selalu dibuat menikmatinya. Schatzi wajahnya tiba-tiba memandang saya disampingnya, wajah bersahaja yang masih sama seperti saat pertama kali saya bertemu dengannya, senyum jelas merekah merah mengembang manis di bibirnya, satu dua tiga dan diapun bertanya, dengan nada bicara yang khas dan masih terekam jelas di telinga..... Mata saya terbuka ketika ayah saya telah sampai di hadapan, dengan otak yang masih belum bekerja optimal pasca bangun dari tidur, samar-samar beliau menyuruh saya untuk mengantarkan kunci motor ke kantor tempat kakak saya berkerja. Sebuah perintah yang cukup kejam dan berhasil memutuskan sambungan langsung saya dengan Schatzi di mimpi manis kali ini.

....................................................................................................................

Schatzi bahagialah engkau dengan siapapun disana, apa lagi kebahagiaan di dunia selain melihatmu bahagia?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Salurkan Cemoohan Anda