Rabu, 26 Oktober 2011

At the Bookstore

Orang dimana-mana kalau selalu bawa buku pasti bakal terlihat intelek, terpelajar, pintar, tidak suka judi, miras apalagi selingkuh. Begitupun juga dengan tempat yang dituju, misal ada seorang pemuda memasuki sebuah Mal, pasti dikira macam-macam, hedonislah, penghambur uanglah, emak-emak oriented dan lain-lain. Beda halnya ketika seorang pemuda memasuki toko buku pasti sosok pemikir, berjiwa ilmuwan dan jenius langsung disematkan padanya. Tapi percayalah apa yang saya uraikan diatas itu semua salah kaprah, iya itu semua bohong karena dimana-mana mah semuanya divonis berdasar tampang dan penampilan. Kalau penampilan oke, tampang mentereng sudah pasti dimanapun terlihat cocok saja, sebaliknya bila tampang ngepas, penampilanpun kusut lantai parkirpun seolah ogah menerima kedatangan orang tersebut, ckckck.. hina sekali, kasihan..kasihan... tidak, kali ini saya bukan sedang curhat tentang diri saya, apa? anda tidak percaya? Ya Tuhan.. baiklah sssttt... saya akan mengkonfirmasi hal ini dengan suara pelan.. ya.. ehm...  itu saya. Bukan salah saya mempunyai tampang dan penampilan amburadul saat memasuki toko buku, ah biasanya saya sedikit agak tampan, tapi kenapa hari ini saya terlihat berantakan, huh efek global warming memang selalu menjengkelkan.

Terserah orang-orang dengan tatapannya saya ingin segera memasuki toko buku. Anda pasti menduga saya tidak membawa uang banyak? Iya itu benar, saya ke toko buku memang biasanya bukan berniat untuk membeli, entahlah, dari luar toko ini terlihat menarik sekali, dan didalam sini ac-nya pas sekali untuk menyejukkan diri saya yang selama ini hanya bisa mereguk panasnya mentari di luar sana. Saya betah sekali disini, saya berkeliling dari jenis buku ke jenis buku yang lain, membaca satu buku dan lainnya, baiklah saya tidak benar-benar membaca, hanya melihat halaman-halaman saja. Tapi itu semua membuat saya merasa lebih pintar dari sebelumnya, berwawasan lebih luas. Ada satu buku yang membuat saya asik sekali, buku kartun, saya simak halaman per halaman dengan dalam, saya tersenyum, tertawa, ingus saya keluar, ac disini lama-lama dingin sekali. Jam demi jam berlalu sampai saya berhasil menamatkan buku itu di tempat itu juga. Bukunya sangat bagus, lucu sekali, saya terpesona, tapi saya tidak beli, karena mahal, hey lagian buku kartun tidak akan pernah lucu dibaca dua kali. Saya kira sudah cukup bagi saya mendapatkan kepuasan darinya, untuk selanjutnya saya campakkan ia kembali disitu, biar kemudian ia kembali jadi nafsu pelampiasan orang lain.

Sudah lama sekali saya disini, hari yang tadinya cukup siang telah menjelma jadi sangat siang, tiba waktunya saya kembali ke peraduan. Sebelum melangkah keluar saya ambil satu buku untuk dibawa pulang, iya saya tahu saya harus bayar, saya bukan tipe orang yang hobi ngutil, dan ingat biar saya tidak bawa uang banyak bukan berarti saya tidak bawa uang sama sekali. Buku seharga 42.500 rupiah itu sebenarnya bukan incaran saya, tapi covernya itu loh lucu sekali, saya raba saya suka dan akhirnya saya beli. Dari situ saya jadi tahu, biar sampai selama apapun saya berada di toko buku, tidak akan membuat saya langsung berubah jadi pintar. Sekian at the bookstore.


                            Hey.. gelap sekali.. apa disini mati lampu.... cepat nyalakan!!


                                                  Ke tempat buku2 IPA biar dikira jenius..


                                              Ke genre agama untuk mengingat dosa..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Salurkan Cemoohan Anda