Motor kesayangan saya yang telah setia tubuhnya saya enjot-enjot selama kurang lebih 7 tahun bernama Brego, kemaren akhirnya saya bawa ke dukun eh tukang tambal ban karena kena santet. Iya jadi hampir selama semingguan ini saya bingung bukan kepalang lantaran ban belakang si Brego selalu kempes, setiap pagi kalau mau ditunggangi harus dipompa dulu, aneh memang, bukankah dimana-mana yang begituan itu cara mainnya ditunggangi dulu baru dipompa..?? halah apasih.. Jadi kemaren itu selama sekitar setengah jam-an saya nungguin Brego selesai dioperasi.
Nah saat saya sedang santai menunggu di bawah puun talok (ini bahasa indonesia-nya apa yah) dan sesekali mencuri pandangan mesra pada buahnya yang imut bergelantungan tiba-tiba si bapak tukang tambal ban yang enggan disebutkan profesinya mendiagnosa bahwa Brego telah terkena santet stadium empat, saya awalnya tidak percaya "halah hoax ni.." kata saya, tapi kemudian saya dibuat terhenyak tatkala pak tebe (tambal ban) mempaparkan bukti-bukti otentik berupa dua buah benda runcing kecil-kecil yang membuat ban si Brego kempes, kasian sekali si Brego tubuhnya harus tertusuk benda hina itu, lebih kasihan lagi kemudian melihat bagian tubuhnya harus direndam air, ditempelin ban kecil trus dibakar. Tapi tak apa, itu semua demi kebaikan dan kesembuhan dia.
Sekitar setengah jam kemudian operasi selesai, Brego-pun dinyatakan sembuh dengan banderol lima rebu rupiah. "Brego ingat ini utang ya, kau harus bayar ke saya lain waktu" Brego mengangguk, habis itu kami pulang ke rumah bersama-sama bagaikan dua sahabat yang sangat setia dan tidak itung-itungan. Sekian.
Brego dan Pak Tebe
benda hina pra di-zoom
benda hina pasca di-zoom
Ada bule euy...!!!
Brego menahan panas!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Salurkan Cemoohan Anda