Rabu, 17 Juli 2013

What Happens on The Road, Stays on The Road - Balapan Ala Tukang Becak

 Dulu sewaktu saya pernah mengikuti pelatihan sepakbola, pelatih kami pernah berkata kalo dilapangan kami wajib meminta bola yang dipegang teman untuk dioper ke kami, sambil mencari ruang yang kosong tentunya, intinya ketika bermain di lapangan jangan hanya diam, badan harus bergerak dan mulut musti ngoceh.

Hal tersebut tampaknya berlaku buat para pengayuh becak disini, meski sering kita jumpai transportasi beroda tiga ini hanya mangkal bahkan sang pengemudi enak-enak tiduran menunggu penumpang, namun hal itu tidak berlaku di wilayah dekat perempatan lampu merah di satu sudut kota Solo. Disini tingkah laku para pengayuh becak menjadi lebih menarik untuk disimak, karena mereka pantang hanya menunggu tapi merekalah yang inisiatif mencari dan menjemput penumpang.

Metodenya adalah mereka berkumpul berderet-deret dan menunggu salah satu bus besar datang, ketika bus telah dekat berhamburanlah mereka masuk ke dalam dan berteriak menawarkan jasa transportasi becaknya, siapa cepat dia dapat menjadi aturan mainnya. Tak heran suasana akan menjadi sangat gaduh saat itu, tak terbayang bagi penumpang didalam bus mungkin kehadiran pebecak yang mendadak ini hampir seperti penggerebekan oleh agen khusus dari kepolisian.

Biasanya dari satu "penggerebekan" yang dilakukan sepuluhan pebecak, hanya satu atau dua yang kembali dengan menenteng barang bawaan calon penumpang, lainnya harus rela gigit jari dan menunggu bus berikutnya cepat datang.


Yah.. pada akhirnya tak semua dapat memang, tak semua bangku-bangku becak bakal terisi, hanya mereka yang gesit dan beruntung yang mendapat tambahan rejeki, seperti celoteh salah seorang dari mereka "Siji ngkas keno nggo tuku rokok" alias "Satu (penumpang) lagi bisa buat beli rokok"

Balapan ala tukang becak, memang bukan adu kecepatan dalam mengayuh, tapi dari seberapa lihai penumpang dapat terengkuh, semoga rejeki dari atas selalu mengalir kepada mereka.


1 komentar:

Salurkan Cemoohan Anda