Selasa, 19 Juni 2012

Just A Few Special Figures Can Be Remembered By Many People.. This Man Belongs To Them.


Rintik hujan masih terlihat sedikit turun dari atas langit Jogja saat bus kami menapakkan rodanya di lantai parkir pasar Malioboro.. sore itu kawan-kawan saya masih sangat antusias sehingga mereka langsung pada turun dari bus dan segera melangkah hilang sendiri-sendiri.. saya yang masih kedinginan bekas kehujanan di Borobudur tadi sengaja menunggu semua kawan untuk turun.. pasalnya saya mau ganti pakaian di dalam bus.. selesai itu saya pun menuruni bus dan mencoba menjejakkan langkah menyusuri sisi jalanan khas pasar Malioboro yang kali ini agak lengang mungkin karena habis diguyur hujan.. baru beberapa langkah saya sudah bertemu kawan saya Lukas dan kamipun akhirnya memutuskan untuk jalan berdua (hem.. rasa-rasanya ada yang salah dengan kalimat ini??) tapi untunglah.. beberapa meter didepan kami bertemu salah seorang guru kami yang kebetulan sedang berjalan sendirian.. tak butuh waktu lama.. kamipun memutuskan untuk berjalan bersama beliau... dan ternyata pilihan kami tepat.. guru sejarah kami itu menceritakan peristiwa masa lalu di sekitaran pasar.. maka jadilah di sepanjang jalan dari ujung parkiran sampai hampir lampu merah perempatan itu kami disuguhi cerita-cerita epik dan unik dari guru sejarah kami tersebut.. asik sekali...

**************************

Senja sudah terlihat menggelayut di langit kota pelajar saat saya telah tiba kembali di perparkiran bus.. yang mana ternyata masih sepi.. kawan-kawan belum balik rupanya.. dan saat itu saya jadi teringat guru saya tadi, maka saya hampiri beliau yang tengah terduduk di lantai dekat halte sambil memegang hape..

"tidak beli oleh-oleh  Pak, buat keluarga?" tanya saya membuka percakapan...

Saya sedikit lupa jawaban beliau yang pasti saya kemudian dipersilakan duduk di sampingnya... oh iya waktu itu hubungan saya dengan guru saya itu sedang sedikit terganggu sebab beberapa hari sebelum acara outdoor session ini saya bikin masalah sehingga sampai dipanggil beliau ke kantor dan saya dimarahi di depan wali kelas.. maka pantas percakapan saya yang biasanya akrab mengalir lepas,  kali itu agak formal-formal kaku gitu...

"udah maghbrib belum ya Pak, kok saya tidak mendengar azan ya..?" tanya saya lagi... coba mencairkan suasana...

"sepertinya sudah, sudah jam enam" kata beliau

Singkat cerita kami akhirnya menunaikan shalat maghrib berjamaah di mushola dekat parkir itu yang luasnya tak seberapa dan harus bergantian dan uyel-uyelan..


**************************

Saya masih ingat ketika beliau menunggui saya yang kelamaan makai sepatu sehabis shalat di mushola Borobudur. waktu itu hujan udah mulai turun.. dan akhirnya kami harus berlari tebirit-terbirit untuk menuju bus.. saya juga ingat sebelum berangkat dan sepulang acara outdoor session beliau naik dan turun di jalan di dekat rumahnya di klaten itu.... namun itu hanya beberapa penggalan dari beribu kisah tak terlupakan bersama beliau...

Pak... saya mungkin lupa-lupa ingat dengan pelajaran sejarah yang telah Bapak ajarkan di sekolah... tapi saya tidak akan lupa Pak akan setiap kejadian dan persitiwa di masa SMA bersama Bapak...

Dulu Bapak mengajar sejarah, sekarang biarkanlah Bapak menjadi bagian darinya.. sejarah yang akan selalu dikenang dan diceritakan oleh kami murid-murid Bapak... Selamat jalan Pak Wuryanto... doa kami teriring di sepanjang jalan Bapak disana..



Pesan Pak Wur

Terbayang baktimu
Terbayang jasamu
Terbayang jelas jiwa sederhanamu

Bernisan bangga
Berkafan doa
Dari kami yang merindukan orang
Sepertimu     (Iwan Fals)

Berfoto bersama Pak Wur sebelum kelulusan



1 komentar:

  1. Not really bad... It touches my heart... BUT it's a must to give a comment.....
    It seems an "ababil" story in the beginning, not to much attractive. BUT I start to love it when I read at the of the part...
    Key... I love it

    BalasHapus

Salurkan Cemoohan Anda