Ganang adalah partner saya dalam gowes sepeda di hari minggu, karena dia hanya pakai folding bike sedang saya menunggangi federal, jadi kami tidak bisa gowes terlalu jauh. Namun biar begitu pemuda yang waktu main bola dulu terkenal dengan kaki keras bak kuda itu memang punya endurance yang cukup gila.
Nah kemarin saat sepeda federal jadul saya sekrup pedalnya copot-copot mulu dan musti dikencangkan dengan kunci setiap jalan satu kilo, Ganang nih yang mengusulkan agar melilitkan tali sebelum dikencangkan, sebuah trik lama namun kok ya selama ini nggak kepikiran oleh saya. Trik ini memang berhasil, pedal jadi kenceng dan gowes jadi lancar jaya, sebagai imbalannya pada sebuah jalan yang lempeng dia saya tinggal jauuh sekali di belakang.. sapa suruh naik sepeda lipat Nang..nang?
Ganang memang tak secara gamblang bilang otak saya mampet! namun yah saya menyadarinya sendiri, bahwa dalam keadaan kalut yang ada hanya kekesalan dan emosi, saat itu pikiran jadi kacau, dulu sering ketika pedal mau copot saya uring-uringan, menyalahkan sepeda butut itu, bahkan membantingnya di depan nenek-nenek yang cuma melongo menyaksikan tindak kekerasan tersebut, ndak kepikiran deh untuk mencoba trik simple melilitkan tali.
****
Semua orang, saya katakan sekali lagi SEMUA ORANG! bisa kacau loh saat emosi telah memuncak, dan berujung pada tindakan yang aneh-aneh. Well kita bisa sih menyalahkan tindakannya, tapi jangan benci dan mencaci maki orangnya donk.. apalagi menjudge pribadi orang itu hanya dari satu tindakan konyol ketika dia sedang kacau?? Oh no! Siapa yang ngajarin? orangtua loe?!!
Dalam kasus ini marilah kita menjadi Ganang, ketika seseorang tertimpa musibah ya kita jangan datang ke TKP lalu ikut memojokkan, menggoblok-goblokan, mengolok-olok, mengatakan bejat moralnya dan lain-lain.. Kasihan keluarganya man...
Menjadi ganang, seharusnya kita ada disana dan memberi solusi, memegang bahunya erat-erat dan menguatkannya, kalaupun tidak ada solusi ya mending diam saja, teruslah berlalu nggak usah mampir dan malah menambah beban orang yang sedang susah.
Wokey akhirnya...saya cuma ingin nitip pesan..
Pak Hermansyah, jangan lelah jangan menyerah jangan dulu pensiun ah, tetap latih kiper-kiper muda Indonesia yah...
Tak selamanya sebuah gawang akan terus dibombardir lawan, yang sabar dan tabah Pak!
Bibit-bibit muda membutuhkan polesan tangan Bapak!
Nah kemarin saat sepeda federal jadul saya sekrup pedalnya copot-copot mulu dan musti dikencangkan dengan kunci setiap jalan satu kilo, Ganang nih yang mengusulkan agar melilitkan tali sebelum dikencangkan, sebuah trik lama namun kok ya selama ini nggak kepikiran oleh saya. Trik ini memang berhasil, pedal jadi kenceng dan gowes jadi lancar jaya, sebagai imbalannya pada sebuah jalan yang lempeng dia saya tinggal jauuh sekali di belakang.. sapa suruh naik sepeda lipat Nang..nang?
Ganang memang tak secara gamblang bilang otak saya mampet! namun yah saya menyadarinya sendiri, bahwa dalam keadaan kalut yang ada hanya kekesalan dan emosi, saat itu pikiran jadi kacau, dulu sering ketika pedal mau copot saya uring-uringan, menyalahkan sepeda butut itu, bahkan membantingnya di depan nenek-nenek yang cuma melongo menyaksikan tindak kekerasan tersebut, ndak kepikiran deh untuk mencoba trik simple melilitkan tali.
****
Semua orang, saya katakan sekali lagi SEMUA ORANG! bisa kacau loh saat emosi telah memuncak, dan berujung pada tindakan yang aneh-aneh. Well kita bisa sih menyalahkan tindakannya, tapi jangan benci dan mencaci maki orangnya donk.. apalagi menjudge pribadi orang itu hanya dari satu tindakan konyol ketika dia sedang kacau?? Oh no! Siapa yang ngajarin? orangtua loe?!!
Dalam kasus ini marilah kita menjadi Ganang, ketika seseorang tertimpa musibah ya kita jangan datang ke TKP lalu ikut memojokkan, menggoblok-goblokan, mengolok-olok, mengatakan bejat moralnya dan lain-lain.. Kasihan keluarganya man...
Menjadi ganang, seharusnya kita ada disana dan memberi solusi, memegang bahunya erat-erat dan menguatkannya, kalaupun tidak ada solusi ya mending diam saja, teruslah berlalu nggak usah mampir dan malah menambah beban orang yang sedang susah.
Wokey akhirnya...saya cuma ingin nitip pesan..
Pak Hermansyah, jangan lelah jangan menyerah jangan dulu pensiun ah, tetap latih kiper-kiper muda Indonesia yah...
Tak selamanya sebuah gawang akan terus dibombardir lawan, yang sabar dan tabah Pak!
Bibit-bibit muda membutuhkan polesan tangan Bapak!
if people throw you a bad ball.. pick the ball up and kick back at them Sir, we've got yer back!
pak hermansyah itu pelatih kiper ya...dari ratusan juta orang indonesia...pasti ada yang bakal jadi kiper terbaik indonesia....yang penting jangan emosi pada saat memilih kiper, agar otak nggak mampet..tapi gunakanlah hati dan jiwa yang tenang.....salam :-)
BalasHapus